PT Indra Karya mulai pada tahun 1981 sudah mulai dapat diperoleh proyek-proyek pembangunan sumber daya air di lingkungan Direktorat Jenderal Pengairan, namun ditinjau dari besarnya nilai kontrak, pekerjaan ketenaga listrikan di PLN masih dominan (85%). Perimbangan pasar ini pada akhirnya (mulai tahun 1987) cenderung terbalik dimana jumlah nilai kontrak di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum lebih besar (80%) dibandingan dengan di PLN. Namun bukan berarti nilai kontrak di PLN mengalami kemerosotan. Pada tahun 1982 PT. Indra Karya berhasil memenangkan pelelangan internasional (International Competitive Bidding) untuk proyek PLTA Sengguruh yang didanai oleh ADB dimana PT. Indra Karya bertindak sebagai konsultan utama (Lead firm). Proyek ini berjalan sampai dengan tahun 1989. Prestasi yang sama juga diperoleh pada tahun 1988, dimana PT. Indra Karya (juga sebagai konsultan utama) telah memenangkan pelelangan untuk dua buah proyek PLTA besar yang didanai oleh IBRD.